SUNAH-SUNAH RAMADHAN

SUNAH-SUNAH RAMADHAN

Tidak terasa, saat ini kita sudah berjumpa lagi dengan salah satu bulan suci yang dimuliakan Allah, Ramadhan 1444 H.

Bulan Ramadhan ini merupakan mmentum yang tepat bagi kita semua untuk memperbanyak amal dan meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah.

Selain kewajiban kita untuk berpuasa ada beberapa amalan sunnah lainnya yang bisa kita manfaatkan sebagai ladang pahala di bulan Ramadhan ini.
Pertama, makan sahur. Selama ini, kita menganggap makan sahur sebagai suatu hal kebiasaan yang memang menjadi fondasi kita agar tidak lemas selama berpuasa.

Tapi tahukah Anda, selama kita makan sahur, itu adalah hitungan berkah bagi kita semua.

Sebagaimana Rasulullah bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya, “Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).

Kedua, menyegerakan berbuka. Bagi yang berpuasa, dengan menyegerakan berbuka akan menjadi berkah baginya.

Apalagi jika berbukanya dengan menyantap kurma sesuai anjuran Rasulullah.

Sebagaimana sabda Rasulullah:

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ التَّمْرَ، فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ

Artinya, “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR Abu Dawud).  

Ketiga, membaca doa yang mat'sur sebelum atau setelah berbuka.

Doa-doa mat'sur yaitu doa yang dipanjatkan oleh Nabi.

Contohnya:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْت

Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka.”  

Atau bisa juga dengan bacaan doa yang lebih pendek.

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang.”

Keempat, perbanyaklah sedekah, untuk keluarga, kerabat, tetangga, dan orang yang ditemui lainnya.

Apalagi kita bersedekah kepada orang-orang yang sedang berpuasa, menjadi ladang pahala bagi kita semua.

Sebagaimana sabda Rasulullah:


مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، إِلَّا أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ

Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).  

Terakhir, itikaf di masjid. Makmurkanlah masjid-masjid di sekitar lingkungan kita dengan mengisinya dengan salat dan melafalkan Al-Quran.

Beritikaf ada baiknya dilakukan satu bulan penuh, atau setidaknya sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Sebab, jika memasuki sepuluh malam terakhir, Rasulullah saw. selalu menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggang sebagai bentuk kesiapan menjalankan ibadah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIDAK IKUT-IKUTAN MERAYAKAN PERINGATAN PERGANTIAN TAHUN BARU!

5 PESAN YANG BISA MEMBUAT KITA BERSYUKUR KARENA BELUM DIBERI KETURUNAN

Peristiwa Apa Saja yang Terjadi pada Tanggal 10 Muharram?