Terapkan 4 Amalan Ini Agar Hidup Lebih Bahagia

Sedih merupakan bagian dari fitrah manusia. Tak satu pun manusia bisa lepas dari kesedihan, termasuk para nabi dan rasul. Semua orang hampir bisa dipastikan pernah mengalami yang namanya sedih.

Nabi Ya’kub sedih dikarenakan kehilangan Nabi Yusuf a.s, Nabi Nuh a.s sedih karena kehilangan anak dan istrinya. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun bersedih tatkala kehilangan istri dan paman tercintanya, Abu Thalib, sehingga masa-masa itu disebut dengan ammul huzni (tahun kesedihan). Namun, kesedihan nabi dan rasul tidak melampaui batas dan melemahkan iman.

Ini berbeda dari sikap umatnya yang kadang tak memahami batas-batas kesedihan, terlalu larut dalam kegundahan, sampai-sampai ada yang berubah sikap dan karakter secara signifikan. Biasanya, yang mengalami keadaan seperti itu adalah mereka yang gersang jiwanya, lemah agamanya, dan minim pengetahuannya, tetapi besar harapan dan angan-angannya, sehingga tatkala apa yang sangat dicintainya hilang, ia seperti tak punya pegangan. Ada yang menjerit-jerit, stres, depresi, bahkan putus asa dan bunuh diri.

Secara psikologis, kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Saat sedih manusia sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri.

Allah SWT memberikan motivasi kepada orang yang beriman melalui firman-Nya dalam Surat Ali Imran (3) ayat 139 :

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”


Syekh Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nashaihul Ibad menjelaskan : “Sedih karena urusan dunia maka hati menjadi gelap dan sedih karena akhirat maka hati menjadi terang.” 

Kesedihan akan keterpurukan sandang, pangan, papan, dan pasangan, bila tak disikapi dengan ikhtiar, syukur, sabar, qana’ah dan tawakal hanya akan membuat hati semakin gundah gulana. Hati menjadi gelap dan bisa terjerembab dalam perbuatan maksiat. Terbukti, di tengah pandemi ini banyak kriminalitas seperti pencurian, penipuan, penjambretan bahkan KDRT juga semakin meningkat tajam.

Namun sebaliknya, kesedihan karena perkara-perkara ukhrawi akan menjadi hati semakin bening, bercahaya dan memancarkan pesona perilaku yang mulia. Hingga, pandemi dipahami sebagai media ujian sekaligus peringatan bagi setiap hamba. Ia sibuk memikirkan bagaimana cara meningkatkan ibadah, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Seseorang yang sedih memikirkan akhirat akan mendorong dirinya untuk tadzkiratul maut (mengingat mati), menyempurnakan shalat, memperbanyak puasa, memantapkan dzikir dan memperbanyak sedekah, serta memperkaya doa apa saja.

Tafsir terhadap ayat-ayat tentang hazan (kesedihan) mengungkap bahwa sebab-sebab bersedih itu antara lain : (1) karena jauh dari Allah (2) dosa kemaksiatan (3) dan tidak mampu berbuat kebaikan. Lalu bagaimanakah Islam memberikan solusi untuk menghilangkan kesedihan? Ada 2 amalan yang dapat dilakukan, yakni :

1. Mempedomani Al-Qur'an

Di bumi manusia akan diberikan Allah berbagai tugas dan kewajiban. Apabila tugas itu datang dari Allah melalui petunjuk Al-Qur’an, maka manusia tidak akan ditimpa ketakutan dan dirundung kesedihan. Sebab Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang patuh dalam amal kebaikan.

Untuk itu tadabburilah Al-Qur’an dengan membaca dan mempelajari isinya serta mengamalkan perintah-Nya. Membaca Al-Qur’an dan memahami artinya akan menjadi obat hati terutama obat kesedihan yang telah kita rasakan.

2. Mengikuti Jejak Nabi (Ittiba')

Banyak risalah para nabi, khususnya baginda Nabi Muhammad SAW yang menghantarkan pada ketaqwaan dan perbaikan diri, termasuk amalan yang dapat mengatasi kesedihan. Setidaknya, ada 2 amalan dan bisa mengeluarkan kita dari kesedihan, yakni melazimkan diri untuk beristighfar dan berdoa kepada Allah SWT.

Kiranya ulasan ini memberikan manfaat nyata dalam kehidupan kita. Dengan berbagai amalan tersebut diatas dapat menghilangkan diri kita dari kesedihan yang menimpa, terutama menghadapi efek wabah pandemi yang berkepanjangan ini.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIDAK IKUT-IKUTAN MERAYAKAN PERINGATAN PERGANTIAN TAHUN BARU!

5 PESAN YANG BISA MEMBUAT KITA BERSYUKUR KARENA BELUM DIBERI KETURUNAN

Peristiwa Apa Saja yang Terjadi pada Tanggal 10 Muharram?