TATA CARA SHALAT TAHAJUD LENGKAP DENGAN NIAT, BACAAN SURAT, DOA, HUKUM DAN KEUTAMAANNYA


Sabtu, 12 Agustus 2023 | 11:00 WIB
Secara bahasa, Tahajud memiliki arti berupaya melawan atau meninggalkan tidur; sementara secara istilah fiqih adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan setelah tidur. Hukum shalat tahajud adalah sunnah berdasarkan ijmâ’ ulama. Kesunnahannya bersifat muakkad atau sangat kuat karena selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ. (Al-Bakri bin as-Sayyid Muhammad Syattha ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatuth Thâlibîn, I: 267; Muhammad as-Syirbini al-Khatib, al-Iqnâ’ fî Halli Alfazhi Abî Syujâ’, I: 116).


Keutamaan


Keutamaan shalat Tahajud disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits yang di antaranya sebagai berikut:

Baca Juga:
Shalawat Bani Hasyim, Antara Karamah Abah Sepuh dan Khasiatnya

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا


Artinya, "Dan dari sebagian malam shalat tahajudlah kamu (Muhammad ﷺ) dengan membaca Al-Qur’an (di dalamnya) sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji" (QS al-Isra: 79).


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَرْفَعُهُ. قَالَ: سُئِلَ أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ . (رواه مسلم)


Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dan ia marfu’kan kepada Nabi Muhammad ﷺ, ia berkata: ‘Nabi ﷺ ditanya shalat apa yang paling utama setelah shalat Maktubah dan puasa apa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadhan?’ Lalu Nabi ﷺ menjawab: ‘Shalat paling utama setelah shalat Maktubah adalah shalat di tengah malam dan puasa paling utama setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah, Muharam’,” (HR Muslim).

Baca Juga:
Kiai Rosyidi: Jadilah Hamilul Qur'an yang Lafdzan, Ma'nan dan Amalan

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ. وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ. رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط البخاري)


Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Umamah al-Bahili ra, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: ‘Kalian lakukanlah terus qiyâmyul lail (dengan melakukan shalat Tahajud), karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Qiyâmul lail (dengan melakukan shalat Tahajud) merupakan ibadah kalian kepada Tuhan kalian, melebur berbagai kesalahan dan mencegah dari dosa’,” (HR al-Hakim dan ia berkata, “Ini adalah hadits shahih sesuai syarat al-Bukhari)


Ketentuan Rakaat dan Bacaan Surat


Shalat Tahajud dapat dilakukan setelah bangun tidur di malam hari. Tidak ada batas maksimal jumlah rakaatnya. Hendaknya setiap malam tidak dikosongkan dari shalat Tahajjud, meskipun dua rakaat. 


Adapun bacaan surat setelah al-Fatihah dapat memilih surat mana saja dalam Al-Qur’an. Baik surat pendek maupun surat panjang. Namun menurut Al-Habib Abdullah Al-Haddad, hendaknya yang dibaca adalah Al-Qur’an mulai awal dan seterusnya, sehingga tiap bulan, tiap 40 hari, atau jangka waktu yang lebih banyak atau sedikit dari waktu tersebut orang dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam shalat Tahajud, sesuai kadar kesemangatannya. Hal ini seiring firman Allah ﷻ:


فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ


Artinya, “ … Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an.” (QS al-Muzammil: 20). (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I’ânatuth Thâlibîn, juz I, halaman 267).


Tata Cara, Niat, dan Doa Shalat Tahajud


Shalat Tahajud dapat dilaksanakan sebagaimana shalat-shalat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat salam sebagaimana berikut:

Mengucapkan niat shalat Tahajud:
 
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

 
Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Niat dalam hati bersamaan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sampai salam setelah dua rakaat.
 
Setelah salam atau selesai seluruh shalat kemudian membaca doa:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan dibaca seusai shalat tahajud.


Doa Rasulullah ﷺ ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim.


Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online, Founder Aswaja Muda

Editor: M. Rizqy Fauzi
# bacaan shalat # shalat sunnah # tahajud # ubudiyah
ARTIKEL TERKAIT
2 Amalan dengan Pahala Surga 
Ubudiyah | Jumat, 23 Sep 2022
Inilah Adab Dzikir dan Berdoa Menurut Sayyid Utsman Al-Batawi
Ubudiyah | Jumat, 11 Nov 2022
TERPOPULER
1
Ketua Tanfidziyah PCNU Garut: Saha Nu Nyaho Kana Dirina, Bakal Nyaho Kanu Nyiptakeunna
Garut
2
Innalilahi, Mustasyar PCNU Garut sekaligus Muqaddam Tarekat Tijaniyah KH Muchlis Badruzaman Tutup Usia
Obituari
3
Pesan Al-Qur'an Tentang Waktu: Merenungi Pergantian Tahun
Hikmah
4
Ponpes Ibnu Hafidz Subang Gelar Wisuda ke-5, Luluskan 168 Santri Hafidz Qur'an
Subang
5
Cerita Abah Achmad Belajar Toleransi dari Mayoritas di Negara Orang
Ngalogat
REKOMENDASI
Haul Gus Dur: Belajar Dari Kuburan
Hikmah | Kamis, 21 Des 2023
Cara Iwan Fals dan Gus Dur Lawan Keserakahan Pembangunan Orde Baru: Bongkar
Ngalogat | Senin, 18 Des 2023
Kisah Gus Dur Dikepung Naga Hijau
Sejarah | Sabtu, 12 Des 2020
Melawan Radikalisme ala Gus Dur (2)
Opini | Sabtu, 16 Des 2023
Melawan Radikalisme ala Gus Dur (1)
Opini | Jumat, 15 Des 2023
TOPIK
KH Abun Bunyamin Ruhiat
KH. Moh. Ilyas Ruhiat
Religion of Twenty (R20)
Rebo Wekasan
Khutbah
Kolom Buya Husein
KH Dr Abun Bunyamin, MA
Muktamar Lampung
KH Juhadi Muhammad
TERKINI
Perayaan Tahun Baru; Terompet, Cola-Cola, KFC
Hikmah | Senin, 1 Jan 2024
Ponpes Mahasiswa Universal Gelar Workshop Optimasi Website Rekomendasi untuk Bisnis 
Kota Bandung | Ahad, 31 Des 2023
Pesan Al-Qur'an Tentang Waktu: Merenungi Pergantian Tahun
Hikmah | Sabtu, 30 Des 2023
MEDIA SOSIAL
     
UBUDIYAH TERBARU
Taubatlah Sebelum Datang Dua Waktu Ini
Ubudiyah | Selasa, 26 Des 2023
Anjuran Menghormati Jenazah Meski Beda Agama
Ubudiyah | Rabu, 13 Des 2023
Amalan untuk Kecerdasan Pahami Ilmu dari Ayat Al-Qur'an
Ubudiyah | Rabu, 6 Des 2023
Pentingnya Sikap Tawadhu Murid Terhadap Guru Menurut Imam Al Ghazali
Ubudiyah | Sabtu, 25 Nov 2023
Berikut Tips Pelihara Kucing Menurut Ajaran Islam
Ubudiyah | Rabu, 22 Nov 2023
Mengenal Kitab al-Amtsilah at-Tashrifiyah: Belajar Dasar-Dasar Ilmu Sharaf
Ubudiyah | Sabtu, 18 Nov 2023
Mengenal Kitab Taqrib, Pegangan Wajib Santri soal Fiqih Dasar
Ubudiyah | Sabtu, 11 Nov 2023
Mengenal Kitab Al-Itqan fi Ulumil Qur’an: Panduan Memahami Al-Qur’an
Ubudiyah | Selasa, 7 Nov 2023
Mengenal Kitab Arbain Nawawiyah: 40 Hadits Masyhur Pilihan
Ubudiyah | Sabtu, 28 Okt 2023
Tata Cara Sholat Sunnah Khusuful Qamar di Malam Gerhana Bulan
Ubudiyah | Sabtu, 28 Okt 2023
Keutamaan Istiqamah Dzikir La Ilaha illallah Muhammad Rasulullah
Ubudiyah | Kamis, 12 Okt 2023
Mengenal Lebih Dekat Kehidupan Nabi Muhammad Saw dalam Kitab Ar-Rahiq al-Makhtum
Ubudiyah | Rabu, 11 Okt 2023
Pedoman Media Siber PWNU Jabar Redaksi Kontak Kami
© 2024 NU Online Jabar | redaksi@jabar.nu.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIDAK IKUT-IKUTAN MERAYAKAN PERINGATAN PERGANTIAN TAHUN BARU!

5 PESAN YANG BISA MEMBUAT KITA BERSYUKUR KARENA BELUM DIBERI KETURUNAN

Peristiwa Apa Saja yang Terjadi pada Tanggal 10 Muharram?